“Mbak, gimana sih caranya biar kita bisa hobi belajar?”
Dia adalah mahasiswa S2 di salah
satu program studi di kampus saya. Karena sambil bekerja, maka dia mengambil
program non reguler, yang kuliahnya jum’at dan sabtu. Saya tinggal satu
kos-kosan dengannya. Kalau saya perhatikan, sebenarnya dia sudah begitu rajin.
Pulang kerja jam 8 malam masih bisa melanjutkan belajar. Benar-benar serius
dalam berusaha. Wanita yang tangguh!
Namun, ternyata, sepertinya dia
masih merasa belum maksimal dalam belajar. Pertanyaannya itu menunjukkan kalau
dia masih ingin lebih baik lagi.
Saya berfikir sejenak sebelum
menjawab. Mencoba mencari jawabannya dalam diri saya. Kenapa saya hobi belajar?
Mungkin lebih tepatnya gemar belajar ya, bukan hobi belajar.
Setiap manusia melakukan sesuatu
itu disebabkan karena ada dorongan dalam dirinya. Kecuali seseorang yang sedang
dalam kondisi tidak sadar atau mabuk. Kita makan karena kita lapar atau karena kepengen makan. Kita tidur karena
ngantuk. Kita bekerja karena ada dorongan dalam diri untuk beraktualisasi diri,
meningkatkan kapasitas diri, untuk mendapatkan penghasilan, dan sebagainya.
Dorongan dalam diri ini dapat kita sebut sebagai ‘motivasi’.
Jadi, seseorang akan bertindak
jika ada motivasi dalam dirinya (yang dalam kondisi sadar).
Lalu, apakah yang
melatarbelakangi timbulnya motivasi dalam diri seseorang?
Dorongan dalam diri akan muncul, biasanya
karena seseorang itu menginginkan sesuatu. Misal, seseorang akan berusaha masuk
kuliah di kedokteran karena dia ingin menjadi dokter. Seseorang akan belajar
akting atau ikut casting, karena ingin menjadi bintang film atau sinetron atau
artis. Seseorang ikut bergabung di partai politik karena ingin jadi politisi. Seseorang
sengaja pergi ke pasar karena ingin berbelanja, karena akan berjualan, atau
karena ada kepentingan lainnya. Dan sebagainya. Keinginan untuk ‘menjadi
sesuatu’ atau adanya ‘tujuan tertentu’ itulah yang melahirkan motivasi
(dorongan), inilah yang dinamakan tujuan/cita-cita/mimpi/visi.
Apakah mungkin seseorang yang
tidak punya tujuan atau tidak mengingingkan sesuatu namun ia melakukannya? Atau
melakukan sesuatu yang bukan merupakan tujuannya. Misalnya, dia tidak ingin
menjadi dokter tapi malah kuliah di kedokteran. Dia ingin jadi artis, tapi
malah kuliah di Statistika. Dia tidak ingin berbelanja, tapi pergi ke pasar.
Semua ini sangatlah mungkin dan sangat banyak terjadi dalam kehidupan di
sekitar kita.
Mari kita berfikir, bahwa,
mungkinkah hal-hal tersebut dilakukan seseorang tanpa ada alasan yang
mendasarinya? Ya, rasanya tidak mungkin. Pasti ada hal yang mendasarinya. Bisa
saja seseorang yang inginnya jadi polisi, justru kuliah di kedokteran karena
disuruh orang tuanya. Atau barangkali dia tidak lulus tes polisi, lalu lulus tes
di kedokteran, atau berbagai macam alasan yang lainnya. Begitu juga untuk
contoh-contoh lain yang saya sebutkan di atas. Akan banyak kemungkinan alasan
yang mendasari tindakan seseorang.
Nah, sekarang begini, orang yang
memiliki cita-cita yang kuat atau tujuan yang jelas, dengan orang yang
cita-citanya tidak lahir dari dalam sendiri atau tujuannya kurang jelas, apakah
dapat melahirkan motivasi yang sama kuatnya dan tindakan yang sama kualitasnya?
Hemm... saya pikir tidak akan sama. Yang tujuannya jelas dan tumbuh dari dalam
diri sendiri akan memiliki motivasi yang lebih kuat daripada yang tujuannya
kurang jelas.
Jadi, agar kita menjalankan
sesuatu dengan senang hati atau gemar melakukan sesuatu, semuanya tergantung
dari tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan akan melahirkan motivasi, motivasi
akan mendorong tindakan. Dan jangan lupa, semuanya mesti dibungkus dengan niat
yang lurus. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Innamal a’malu bin niyyat
: semua amal tergantung pada niatnya”.
Begitupun dengan persoalan
belajar. Kita akan tergerak untuk belajar karena kita ingin mengetahui sesuatu,
ingin bisa sesuatu, ingin meningkatkan pemahaman, ingin pintar, ingin menambah
wawasan, ingin memiliki ilmu, ingin berhasil dalam ujian, dan berbagai macam
alasan yang lain.
Apapun alasannya, yang jelas,
mari kita jadikan itu sebagai tujuan (cita-cita) yang jelas, yang terpatri
kokoh di dalam hati sanubari kita. Dengan adanya tujuan/cita-cita yang jelas
ini insyaallah motivasi kita dalam belajar akan tertanam kuat dalam diri, sehingga
belajar menjadi suatu kebutuhan dan merupakan aktivitas yang menyenangkan.
Terlebih lagi jika semuanya ini di awali dengan niat yang lurus disertai dengan
doa yang konsisten.
Nah, jika belajar sudah terasa
menyenangkan, maka kita pun akan senang mengulanginya dan disiplin
melakukannya. Sehingga, dengan sendirinya kita akan terbentuk menjadi pribadi
yang gemar belajar. Pribadi yang senantiasa gemar belajar, memaknai proses
belajar, dan mengamalkan apa yang dipelajari , itulah sang pembelajar sejati. Tentunya, belajar di sini belajar dalam
arti luas, bukan hanya belajar mata pelajaran di sekolah/kampus saja.
Sebagai motivasi untuk kita
semuanya, mari ingat kembali dalil-dalil dalam kitab suci mengenai keutamaan
orang yang berilmu. “...Allah mengangkat
orang-orang yang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Mujadilah : 11). Mari kita
tingkatkan keilmuan kita agar Allah berkenan meningkatkan derajat kita
dimata-Nya.
Kemudian, dalam surat Fathir : 19
– 21 disebutkan “dan tidaklah sama orang
yang buta dengan orang yang melihat. dan tidak pula sama gelap gulita dan
cahaya. dan tidak pula sama yang teduh dan yang panas.” Penjelasan makna
dari ayat-ayat ini diantaranya adalah tidaklah sama orang-orang yang
mendapatkan petunjuk dan yang tersesat, tidaklah sama orang yang berilmu dengan
yang tidak berilmu, tidaklah sama orang yang hatinya hidup dengan orang yang
hatinya mati (www.tafsir.web.id).
Teman, mari kita hidupkan hati kita, mari kita
luruskan niat kita, mari kita fokuskan tujuan kita, mari kita konsistenkan doa
kita, dan mari kita maksimalkan ikhtiar kita dalam belajar. Semoga kita dapat
menjadi pribadi pembelajar sejati, dan diberi kepantasan oleh Allah untuk
ditingkatkan derajatnya. Dan akhirnya, semoga hidup kita bermanfaat untuk
orang-orang disekeliling kita. Aamiin.
No comments:
Post a Comment