Friday, April 10, 2015

Menjadi Pribadi Pembelajar Sejati

Beberapa hari yang lalu, ada seorang teman bertanya kepada saya,
“Mbak, gimana sih caranya biar kita bisa hobi belajar?”

Dia adalah mahasiswa S2 di salah satu program studi di kampus saya. Karena sambil bekerja, maka dia mengambil program non reguler, yang kuliahnya jum’at dan sabtu. Saya tinggal satu kos-kosan dengannya. Kalau saya perhatikan, sebenarnya dia sudah begitu rajin. Pulang kerja jam 8 malam masih bisa melanjutkan belajar. Benar-benar serius dalam berusaha. Wanita yang tangguh!

Namun, ternyata, sepertinya dia masih merasa belum maksimal dalam belajar. Pertanyaannya itu menunjukkan kalau dia masih ingin lebih baik lagi. 

Saya berfikir sejenak sebelum menjawab. Mencoba mencari jawabannya dalam diri saya. Kenapa saya hobi belajar? Mungkin lebih tepatnya gemar belajar ya, bukan hobi belajar. 

Setiap manusia melakukan sesuatu itu disebabkan karena ada dorongan dalam dirinya. Kecuali seseorang yang sedang dalam kondisi tidak sadar atau mabuk. Kita makan karena kita lapar atau karena kepengen makan. Kita tidur karena ngantuk. Kita bekerja karena ada dorongan dalam diri untuk beraktualisasi diri, meningkatkan kapasitas diri, untuk mendapatkan penghasilan, dan sebagainya. Dorongan dalam diri ini dapat kita sebut sebagai ‘motivasi’.

Jadi, seseorang akan bertindak jika ada motivasi dalam dirinya (yang dalam kondisi sadar). 

Lalu, apakah yang melatarbelakangi timbulnya motivasi dalam diri seseorang?

Dorongan dalam diri akan muncul, biasanya karena seseorang itu menginginkan sesuatu. Misal, seseorang akan berusaha masuk kuliah di kedokteran karena dia ingin menjadi dokter. Seseorang akan belajar akting atau ikut casting, karena ingin menjadi bintang film atau sinetron atau artis. Seseorang ikut bergabung di partai politik karena ingin jadi politisi. Seseorang sengaja pergi ke pasar karena ingin berbelanja, karena akan berjualan, atau karena ada kepentingan lainnya. Dan sebagainya. Keinginan untuk ‘menjadi sesuatu’ atau adanya ‘tujuan tertentu’ itulah yang melahirkan motivasi (dorongan), inilah yang dinamakan tujuan/cita-cita/mimpi/visi.

Apakah mungkin seseorang yang tidak punya tujuan atau tidak mengingingkan sesuatu namun ia melakukannya? Atau melakukan sesuatu yang bukan merupakan tujuannya. Misalnya, dia tidak ingin menjadi dokter tapi malah kuliah di kedokteran. Dia ingin jadi artis, tapi malah kuliah di Statistika. Dia tidak ingin berbelanja, tapi pergi ke pasar. Semua ini sangatlah mungkin dan sangat banyak terjadi dalam kehidupan di sekitar kita. 

Mari kita berfikir, bahwa, mungkinkah hal-hal tersebut dilakukan seseorang tanpa ada alasan yang mendasarinya? Ya, rasanya tidak mungkin. Pasti ada hal yang mendasarinya. Bisa saja seseorang yang inginnya jadi polisi, justru kuliah di kedokteran karena disuruh orang tuanya. Atau barangkali dia tidak lulus tes polisi, lalu lulus tes di kedokteran, atau berbagai macam alasan yang lainnya. Begitu juga untuk contoh-contoh lain yang saya sebutkan di atas. Akan banyak kemungkinan alasan yang mendasari tindakan seseorang.

Nah, sekarang begini, orang yang memiliki cita-cita yang kuat atau tujuan yang jelas, dengan orang yang cita-citanya tidak lahir dari dalam sendiri atau tujuannya kurang jelas, apakah dapat melahirkan motivasi yang sama kuatnya dan tindakan yang sama kualitasnya? Hemm... saya pikir tidak akan sama. Yang tujuannya jelas dan tumbuh dari dalam diri sendiri akan memiliki motivasi yang lebih kuat daripada yang tujuannya kurang jelas. 

Jadi, agar kita menjalankan sesuatu dengan senang hati atau gemar melakukan sesuatu, semuanya tergantung dari tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan akan melahirkan motivasi, motivasi akan mendorong tindakan. Dan jangan lupa, semuanya mesti dibungkus dengan niat yang lurus. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Innamal a’malu bin niyyat :  semua amal tergantung pada niatnya”.

Begitupun dengan persoalan belajar. Kita akan tergerak untuk belajar karena kita ingin mengetahui sesuatu, ingin bisa sesuatu, ingin meningkatkan pemahaman, ingin pintar, ingin menambah wawasan, ingin memiliki ilmu, ingin berhasil dalam ujian, dan berbagai macam alasan yang lain.

Apapun alasannya, yang jelas, mari kita jadikan itu sebagai tujuan (cita-cita) yang jelas, yang terpatri kokoh di dalam hati sanubari kita. Dengan adanya tujuan/cita-cita yang jelas ini insyaallah motivasi kita dalam belajar akan tertanam kuat dalam diri, sehingga belajar menjadi suatu kebutuhan dan merupakan aktivitas yang menyenangkan. Terlebih lagi jika semuanya ini di awali dengan niat yang lurus disertai dengan doa yang konsisten. 

Nah, jika belajar sudah terasa menyenangkan, maka kita pun akan senang mengulanginya dan disiplin melakukannya. Sehingga, dengan sendirinya kita akan terbentuk menjadi pribadi yang gemar belajar. Pribadi yang senantiasa gemar belajar, memaknai proses belajar, dan mengamalkan apa yang dipelajari , itulah sang pembelajar sejati. Tentunya, belajar di sini belajar dalam arti luas, bukan hanya belajar mata pelajaran di sekolah/kampus saja. 

Sebagai motivasi untuk kita semuanya, mari ingat kembali dalil-dalil dalam kitab suci mengenai keutamaan orang yang berilmu. “...Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Mujadilah : 11). Mari kita tingkatkan keilmuan kita agar Allah berkenan meningkatkan derajat kita dimata-Nya. 

Kemudian, dalam surat Fathir : 19 – 21 disebutkan “dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat. dan tidak pula sama gelap gulita dan cahaya. dan tidak pula sama yang teduh dan yang panas.” Penjelasan makna dari ayat-ayat ini diantaranya adalah tidaklah sama orang-orang yang mendapatkan petunjuk dan yang tersesat, tidaklah sama orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu, tidaklah sama orang yang hatinya hidup dengan orang yang hatinya mati (www.tafsir.web.id).

Teman, mari kita hidupkan hati kita, mari kita luruskan niat kita, mari kita fokuskan tujuan kita, mari kita konsistenkan doa kita, dan mari kita maksimalkan ikhtiar kita dalam belajar. Semoga kita dapat menjadi pribadi pembelajar sejati, dan diberi kepantasan oleh Allah untuk ditingkatkan derajatnya. Dan akhirnya, semoga hidup kita bermanfaat untuk orang-orang disekeliling kita. Aamiin.

No comments:

Post a Comment