Nah, bagi Anda yang mahasiswa,
inginkah Anda menjadi mahasiswa idaman? Ops, tunggu, idaman siapa dulu, nih?
Idaman dosen, idaman orang tua, idaman gebetan, atau idaman calon mertua? Hehe.
Yang saya maksud adalah idaman semua orang. Karena, kalau semua orang sudah
mengidamkan, insyaallah gebetan pun mengidamkan. Betul tidak? Hehe.
Okey, sebelum bicara tentang
seperti apa mahasiswa idaman itu, kita kenali beberapa tipe mahasiswa terlebih
dahulu. Nah, berdasarkan pengalaman semasa kuliah dan pengamatan selama ini,
secara umum mahasiswa dapat diklasifikasikan menjadi 5 (lima) tipe, yaitu :
Pertama : Mahasiswa Akademis.
Yaitu, mahasiswa yang studi oriented. Orientasinya fokus hanya untuk
kuliah, kurang suka memikirkan atau aktiv terlibat di kegiatan-kegiatan yang
tidak ada kaitannya dengan pelajaran. Mahasiswa seperti ini biasanya rajin
belajar, selalu masuk kuliah, nilainya bagus-bagus, IPK nya tinggi. Apakah Anda
termasuk dalam tipe ini? :)
Kedua : Mahasiswa Aktivis.
Yaitu, mahasiswa yang organisasi oriented. Mahasiswa aktivis ini sibuk
di organisasi. Bahkan, saking sibuknya biasanya sering tidak sempat hadir di
kelas saat ada jadwal kuliah. Sibuknya udah serupa dengan presiden. Jadwal
kuliahnya sering bertabrakan dengan jadwalnya rapat atau audiensi ke
pihak-pihak tertentu untuk mengajukan proposal permohonan dana, atau
bertabrakan dengan jadwalnya demo. Hehe. Biasanya, mahasiswa seperti ini IPK
nya biasa-biasa saja. Bahkan, jika level ke-aktivisan-nya sudah tinggi, dapat saja
IPK nya di bawah rata-rata, karena tidak ada waktu untuk belajar. Apakah Anda
termasuk dalam tipe ini? :)
Ketiga : Mahasiswa selebritis.
Yaitu, mahasiswa yang akademis
bukan, namun rajin masuk kuliah. Aktivis bukan, namun sering muncul di
kegiatan-kegiatan kampus, yah..minimal jadi panitia pelaksana. Biasanya,
mahasiswa selebritis mementingkan penampilan yang mengikuti trend, gaya hidup
yang juga mirip gaya selebritis, gayanya mewah. Mereka senang berkumpul dengan
teman-teman satu geng. Hari-harinya di kampus banyak digunakan untuk
bersenang-senang atau berhepi-hepi ria. Keberadaannya dalam kegiatan cenderung
hanya sebagai penggembira, bukan inisiator, leader, atau posisi-posisi penting
lainnya. Namun meskipun demikian, keberadaan mahasiswa seperti ini juga
diperlukan. Di kampus, biasanya mahasiswa jenis ini paling banyak
persentasenya.
Keempat : Mahasiswa Ajaib.
Yaitu, ‘gak jelas’ oriented. Namanya juga ajaib, mahasiswa tipe ini
sangatlah tidak lazim. Yang namanya mahasiswa, lazimnya itu ya masuk kuliah,
ngerjakan tugas, kerja kelompok, praktikum, ngikutin ujian, dan ngerjakan
skripsi/tesis. Nah, mahasiswa ajaib ini kemunculannya sangat langka. Jarang
masuk kuliah, tiba-tiba ikut ujian. Dicari di kegiatan organisasi juga ga
pernah ada. Kalau sudah masuk masa skripsi/tesis, jarang nongol sampai-sampai
dosen pembimbingnya yang kelimpungan nyariin.
Di kampus, biasanya mahasiswa tipe ini persentasenya sedikit.
Ngomong-ngomong masalah mahasiswa
ajaib, saya ada ada cerita. Saya punya mahasiswa bimbingan, yang setelah masuk
masa skripsi ngilang entah kemana. Kabar-kabarnya sih dia kerja. Beberapa kali saya sampaikan pesan ke teman-temannya
untuk menyelesaikan skripsinya. Katanya, “iya, bu”. Begitu terus jawabannya. Saat
sesekali dia nongol di kampus dan saya tanyakan kabar skripsinya, dia bilang,
“Iya bu, saya akan kerjakan secepatnya.”
Nah, suatu saat, ada teman saya (yang juga kakak kelasnya dia) ngadakan pesta pernikahan. Saya datang kondangan bersama dengan teman-teman saya. Eh, ternyata di pesta itu banyak juga mahasiswa yang datang. Dan, jeng jeng... Dia nongol di pesta itu bersama teman-temannya yang sudah lulus. Dan tahukah Anda, seperti biasanya, dia mem-PeHaPe-in saya.
Dia menegur saya sambil nyengir-nyegir malu kayak takut ditagih hutang,
Nah, suatu saat, ada teman saya (yang juga kakak kelasnya dia) ngadakan pesta pernikahan. Saya datang kondangan bersama dengan teman-teman saya. Eh, ternyata di pesta itu banyak juga mahasiswa yang datang. Dan, jeng jeng... Dia nongol di pesta itu bersama teman-temannya yang sudah lulus. Dan tahukah Anda, seperti biasanya, dia mem-PeHaPe-in saya.
Dia menegur saya sambil nyengir-nyegir malu kayak takut ditagih hutang,
“Bu..”
“Eh, kamu gimana kabarnya?
Dicariin Ibu X tuh..” kata saya.
Ibu X adalah pembimbing pertamanya. Dia tau
maksud saya, pasti saya sedang nagih janji dia untuk menyelesaikan skripsi.
Lalu dia bilang,
“Nanti ya bu, abis dari sini saya
ke kampus buat bimbingan”.
Ga nyadar dia, kalo tuh hari
adalah hari libur.
“Ini hari libur, bro..” kata
teman-temannya sambil cengengesan. Lalu dia meralat, “Eh, besok berarti bu
kalau begitu..”
Saya tertawa aja, dalam hati
“Alaahh..paling-paling juga cuma janji palsu!”
Dan, benar saja, dia cuma PeHaPe,
pemberi harapan palsu! Makanya, saya ga terlalu memikirkannya. Kalo saya
pikirkan dalam-dalam, tentu akan patah hati. Nah, lo! Hehehe... bercanda...
Yah, begitulah mahasiswa, untuk
masa depannya sendiri saja mereka sulit menentukan prioritas dan sulit
mengambil keputusan. Hehe... Semoga, kalo mahasiwa yang saya maksud ini membaca
tulisan ini, mendapatkan petunjuk jalan yang lurus dan segera kembali ke kampus
buat menyelesaikan skripsi. Saya khawatir kalo mahasiswa ini lama-lama jadi
kayak Bang Thoyib, udah berapa kali puasa dan berapa kali lebaran ga
pulang-pulang. Dan mahasiswa ini, sudah berapa angkatan adik kelasnya yang
diwisuda eh dianya masih saja
tercatat sebagai mahasiswa. Padahal, kalau mahasiswa lama-lama lulusnya, bisa
bikin beban kampus, salah satunya karena dapat menurunkan akreditasi. Nah, ayo
pikirkan...jangan sampe akreditasi kampus menjadi anjlok karena Anda. Hehe..
Dan tentu saja, kami pun tetap akan bersenang hati jika ada mahasiswanya yang
belum lulus kuliah namun sudah sukses di luar. Kami turut mendoakan untuk
kesuksesan Anda.
Okey, lanjut lagi ya ke tipe-tipe
mahasiswa.
Kelima : Mahasiswa Optimal.
Yaitu, mahasiswa yang ‘balanced’ oriented. Mahasiswa optimal
adalah mahasiswa yang berusaha untuk
dapat menyeimbangkan antara akademis, organisasi, dan kegiatan-kegiatan
lainnya, sehingga nantinya dia mampu berperan di masyarakat secara optimal
melalui keilmuan yang dimiliki dengan kapasitas leadership yang memadai.
Kapasitas kelimuan dia dapatkan melalui kegiatan akademis yang dijalaninya
dengan sungguh-sungguh. Kapasitas leadership dia dapatkan melalui latihannya di
organisasi. Mahasiswa seperti inilah yang diharapkan oleh masyarakat agar
nantinya jika sudah matang dapat menjadi pemimpin yang kapabel dan mampu
mengatasi persoalan-persoalan di masyarakat.
Lalu, diantara lima tipe
mahasiswa tersebut, yang manakah yang merupakan mahasiswa idaman?
Ya, mahasiswa optimal inilah yang
harus menjadi mahasiswa idaman. Mahasiswa optimal adalah mahasiswa yang
memiliki prestasi optimal. Mahasiswa yang memiliki keseimbangan antara intelektual,
mental, dan spiritualnya. Apa ciri-cirinya?
Pertama, nilai akademisnya baik. Salah satu indikatornya memiliki
IPK yang memenuhi standar. Ga harus IPK nya 4 atau cum laude, kalo bisa ya
alhmadulillah. Yang penting memenuhi standar penerimaan pekerjaan atau beasiswa
yang mensyaratkan IPK. Siapa tau setelah lulus Anda berminat untuk melanjutkan
studi atau bekerja di tempat-tempat yang memiliki standar IPK tertentu. Nah,
berapakah IPK standar ini? Angkanya tentu tidak konstan, setiap generasi dapat
saja berubah.
Kedua, aktiv di organisasi. Di dunia kampus akan ada banyak
organisasi. Maka, mahasiswa optimal memilih organisasi yang dapat menjadi
sarana pengembangan diri dan jika memungkinkan dapat mendukung kemampuan
akademisnya.
Ketiga, memiliki prestasi pada bidang-bidang tertentu. Misalnya,
berprestasi dalam karya tulis, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), bahasa
inggris, olahraga, seni, keagamaan, dan sebagainya. Inilah yang menjadi nilai
lebih dari seorang mahasiswa, yang tugasnya bukan saja belajar untuk
mendapatkan IP setinggi-tingginya, namun juga mengembangkan diri sehingga
memiliki skill yang baik dalam bidang-bidang lain.
Keempat, kehidupan sosialnya baik. Keterlibatannya di organisasi
akan mendukung kemampuannya bersosialisasi. Makanya, mahasiswa optimal mampu membawa
diri dalam berkehidupan sosial di lingkungannya, baik dengan teman-temannya
atau lingkungan yang lebih luas.
Kelima, kerpibadiannya baik. Karena orientasinya yang balanced oriented, yaitu ingin
menyeimbangkan semua aspek kehidupannya, maka mahasiswa optimal belajar terus
untuk berbenah diri sehingga memiliki kerpibadian yang baik, santun, dan teguh
pendirian. Hal ini tercermin dari sikap dan perilakunya sehari-hari.
Keenam, menebar manfaat. Mahasiswa optimal berifikir bukan hanya
untuk diri sendiri atau demi keuntungan pribadi. Namun, lebih berorientasi agar
keberadaannya dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
Kuncinya adalah UNDERSTAND.
Mengerti!
Apa yang harus dimengerti?
Mahasiswa optimal adalah
mahasiswa pemenang yang kepribadiannya anggun dan santun. Nah, agar dapat
melatih diri menjadi mahasiswa optimal, usaha yang dapat ditempuh adalah
1. Anda
mengerti apa yang Anda inginkan.
2. Anda
mengerti ilmunya
3. Anda
mengerti strategi mendapatkannya
4. Anda
mengerti resiko/tantangannya
5. Anda
mengerti bagaimana caranya bersyukur.
Agar dapat mengerti itu semua,
apa modalnya?
Cukup dengan tiga modal, yaitu
MAU, SEHAT, DAN MENGUASAI DATA.
©
Anda punya keMAUan tidak untuk berusaha menjadi
mahasiswa optimal? Jika punya, oke lanjut.
©
Apakah keSEHATan Anda mendukung dalam upaya
menjadi mahasiswa optimal? Jika iya, lanjuut.
©
DATA apa yang harus Anda KUASAI?
Anda harus
menguasai data tentang bidang-bidang
pengembangan diri apa yang ingin digeluti dan bagaimana cara memenangkannya.
Misalnya, dari sekian banyak
informasi mengenai bidang-bidang pengembangan diri, Anda memilih untuk menekuni
bidang PKM. Maka, selain kuliah sungguh-sungguh, terlibat di kegiatan
organisasi kampus atau ektra kampus, bersosialisasi di lingkungan sekitar, dan meningkatkan
pemahaman agama agar dapat tertuntun menjadi pribadi yang baik, Anda juga mesti
mencari tau semua informasi seputar PKM. Anda harus menguasai apa itu PKM,
jenis-jenis PKM, cara mengajukan proposal PKM, hingga data-data pemenang PKM
hinga sampai ke tahap Pimnas dari beberapa tahun terakhir. Anda juga mesti
mengumpulkan data tentang judul-judul PKM sesuai bidang keilmuan Anda yang
telah sukses di Pimnas. Dari data tersebut, ada akan mendapat inspirasi mulai
dari mana Anda akan melangkah. Setelah mendapat inspirasi, action! Kerjakan segera tahap demi tahap, agar apa yang Anda
inginkan itu dapat terwujud.
Demikian juga halnya bagi yang
berminat pada bidang pengembangan diri yang lainnya.
Nah, jika semua proses telah Anda
jalani dengan maksimal, insyaallah Anda pun dapat meraih prestasi yang optimal,
sehingga dapat terbentuk profil mahasiswa yang :
o Santun,
pribadinya.
o Cerdas,
intelektualnya.
o Cakap,
skillnya.
o Cakep,
performanya.
o Leader, mentalnya.
Itulah profil mahasiswa idaman.
Terakhir, sebuah catatan dari
saya, di atas semua itu, hal penting yang harus disadari adalah bahwa hidup ini merupakan serangkaian proses.
Maka, jangan fokus pada hasil tanpa memperhitungkan prosesnya, tapi
maksimalkanlah proses agar hasil yang indah pantas kita terima sebagai hadiah
kemenangan kita.
Agar kuat dalam berproses secara
maksimal, mendekatlah pada Tuhan, berkolaborasilah denganNya. Insyaallah, hasil
apapun yang kita dapatkan, semua akan baik adanya...Aamiin.