Banyak
orang yang kagum dengan perubahan Nobita. Apalagi dengan pilihannya untuk
kuliah S2 di Statistika IPB! (Hehe,
keliatan ngarangnya!). Konon,
dia bisa sampai masuk ke kampus IPB gara-gara ketemu dengan seorang dosen
Statistika IPB yang S3 di Jepang, sebut saja Pak FMA. (Colek Pak FMA hehehe). Entah
rayuan macam apa yang disampaikan Pak FMA sampai akhirnya Nobita terpengaruh
untuk hijrah ke Indonesia demi mempelajari statistika. :) Sampai-sampai dia rela berjauhan dengan Shizuka, gadis yang
dicintainya sejak kecil.
Selama
Nobita S2 di IPB, komunikasi dengan Shizuka dilakukan lewat media sosial. Ada facebook,
twitter, instagram, LinkedIn, skype, line, whatsapp, viber, dan sebagainya.
Saat ingin menyampaikan isi hatinya yang kalau ditulis sudah seperti
pendahuluan skripsi, mereka sering menggunakan facebook . Saat hanya ingin
mencurahkan isi hati yang lebai dengan singkat, mereka menggunakan twitter.
Misalnya,
“I love u
so much..”
Trus Shuzuka
membalasnya begini,
“Oh no,,,
I love u so much much more”
Nobita
tidak mau kalah, dia terus membalas.
“Oh
no..no..no, Shizuka! I love u so much much much much more..”
Keduanya
tak mau kalah, dan terus balas-balasan.
“No,
Nobita! No..no..! I love u so much much much much much more every time!”
Saking
tidak mau kalahnya sebagai pria dan karena capek berhadapan dengan Shizuka yang
sejak kecil memang lebih cerdas darinya, Nobita pake jurus pamungkas. Kali ini
dia mengandalkan ilmu matematikanya.
“Oh Shizuka,
No! No, no, no! I love u so much dikali e pangkat tak hingga! Titik!”
Kontan
saja, Shizuka kalah telak. Kalau sudah berpangkat tak hingga, mana ada lagi
angka yang bisa melebihinya! Hehe. Sepertinya mereka sering nonton Net TV,
sehingga meniru kelakukan Bintang dan Bastian di acara Tetangga Masa Gitu. Hehehe.
Itulah
manfaat twitter buat mereka.
Lalu, saat
ingin pamer foto-foto narsisnya dan memperlihatkan produk-produk jualan online,
mereka menggunakan instagram. Kadang-kadang Nobita ingin membelikan hadiah
untuk Shizuka berupa pernak-pernik khas Indonesia. Nah, Nobita sering
menunjukkan dulu foto-foto barang yang akan dihadiahkannya itu ke Shizuka, lalu
meminta Shizuka untuk memilih yang mana yang dia sukai. Romantis juga Nobita!
Hehe.
Kemudian,
saat Nobita ingin berbagi info-info yang berkaitan dengan keilmuannya, dia
menggunakan LinkedIn. Shizuka terkagum-kagum dengan postingan-postingan Nobita.
Misalnya, Nobita memposting tulisan seputar Statistics
for Economic and Bussiness, Big Data
Analysis, Small Area Estimation,
dan lain sebagainya.
“Nobita
sekarang hebat, nggak salah kalo aku akhirnya mau dengannya”, begitu batin Shizuka. Hehe!
Nah, saat
mereka ingin ngobrol yang lumayan panjang, mereka menggunakan free voice call di Viber. Untuk
komunikasi sehari-hari mereka menggunakan whatsapp atau line. Dan, saat mereka
rindu dan ingin melihat wajah masing-masing, mereka menggunakan Skype. Begitulah...
handpone, laptop, dan media sosial adalah hal yang sangat berharga bagi Nobita.
Nah, suatu
hari, Nobita mendapatkan video inspiratif dari internet. Video ini bercerita
tentang, kesadaran seseorang tentang dampak gadget
dan media sosial yang justru telah membuatnya kehilangan kehidupan riil di
sekitarnya. Rekaman video ini juga dibuat untuk menyadarkan masyarakat yang
telah sering menghabiskan waktu di dunia maya dan cenderung mengabaikan
lingkungan di sekelilingnya yang nyata. Orang itu mengawali ceritanya dengan
berkata,
“I have 422 friends. But, I’m lonely... “
Intinya,
orang itu menyampaikan bahwa meskipun banyak teman, dia merasa kesepian. Walaupun
dia selalu berkomunkasi dengan banyak orang, namun sesungguhnya orang-orang
tersebut sangat jauh. Permasalahannya adalah adanya perbedaan antara menatap
mata lawan bicara atau hanya melihat nama orang di layar. Itulah komunikasi
zaman sekarang, hanya melalui gadget. Ya, dia dan kebanyakan orang telah
diperbudak oleh gadget dan media
sosial, sehingga orang menjadi individualis dan mengabaikan orang-orang penting
di sekelilingnya. Oleh karena itu, dalam videonya dia mengajak pada kita semua
untuk meninggalkan dunia maya, lalu kembali ke dunia nyata. Dia berpesan untuk
mulailah menemui teman-teman kita dengan bertatap muka langsung, jangan hanya
menemuinya melalui layar gadget. Dia
mengatakan, “Datangi teman-temanmu, maka merekapun akan mendatangimu!”.
Kemudian,
orang itu juga menyampaikan pesan yang intinya begini “Habiskanlah waktu hidup
kita untuk berkarya dan untuk bersama dengan orang-orang tercinta dalam hidup
kita, daripada menghabiskan waktu untuk orang-orang jauh di dunia maya”. Pesan ini sangat penting terutama bagi
anak-anak muda yang cenderung autis, merasa cukup hidup dengan dunia maya sehingga
tak peduli dengan lingkungan sekitar. Juga sesuai untuk ibu-ibu yang
berkelakuan demikian. Banyak ibu-ibu yang tidak maksimal mengurus anak karena
sibuk BBM-an atau facebook-an.
Banyak
pesan yang disampaikan melalui video tersebut. Namun, dari sekian banyak pesan,
bagi Nobita ada satu pesan yang sangat berkesan baginya, yaitu sepotong kalimat
“.....Saat kamu menjual komputermu supaya
bisa membeli cincin untuk gadis impianmu yang sekarang menjadi nyata”. Narator
menyampaikan pesan tersebut sebagai penyadaran bahwa seseorang yang berani
memutuskan untuk menjual laptopnya demi melamar gadis impiannya adalah jauh
lebih penting dibandingkan dengan bercengkrama bersama gadget dan media sosialnya.
Nah, Nobita
ini sepertinya menanggapi pesan tersebut terlalu lebay. Sehingga, dia begitu
semangatnya ingin menghentikan komunikasi dengan Shizuka lewat facebook,
whatsapp, twitter, dan lain-lain itu. Dia ingin, Shizuka menjadi nyata dalam
hidupnya. Ada di sampingnya, menemani perjuangan hidupnya menjadi profesor yang
akan mengalahkan Doraemon. Oleh karenanya, dia berniat untuk memusnahkan
alat-alat elektronik yang dimilikinya yang dapat membuatnya menjadi makhluk
antisosial. Bagaimana tidak, setiap harinya dia sibuk facebookan, twiteran,
whatsappan, dan skype-an dengan Shizuka. Waktunya habis untuk itu, sehingga dia
kurang memiliki teman dan bahkan sampai akhir semester 3 dia belum mendapat
topik tesis. Bagaimana mau mengalahkan Doraemon kalau begini?! Hehehe.
Karena
video yang menginspirasi itu, akhirnya Nobita memutuskan untuk pulang ke Jepang
pada saat liburan semester tiga. Kuliah sudah selesai, tinggal nggarap tesis,
pikirnya begitu. Lagipula, dia sudah rindu berat dengan Shizuka, ayah dan ibu, serta Doraemon!
Sesampainya
di Jepang, Nobita tak menunggu waktu lama untuk menemui Shizuka. Dengan
semangat empat lima bagaikan semangat para pejuang Indonesia melawan penjajah
Jepang dulu (hehe, nyindir..), dia
berlari menuju rumah Shizuka. Lalu, dia mengajak Shizuka untuk jalan-jalan ke
taman. Semangatnya Nobita ini selayaknya semangat pantang menyerah yang menjadi
cirikhas orang Jepang, yaitu semangat bushido (semangat ksatria). Nah, Nobita
benar-benar ingin membuktikan jiwa ksatrianya pada Shizuka! Hehe.
Tak
seperti biasanya, kostum Nobita berbeda dari yang biasanya ketika masih tinggal
di Jepang. Nobita yang seringnya menggunakan kaos kuning dan celana biru polos,
kali ini dia mengenakan kaos batik berwarna kuning kombinasi hijau muda dan
celana jins hitam. Sudah lama di Indonesia, Nobita terbiasa menggunakan batik.
Hehe. Namun, kacamata bulatnya masih tetap dikenakan seperti biasa. Kalau tidak
memakai kacamata dia merasa kurang tampan. Sedangkan Shizuka, masih seperti
biasanya, Mengenakan baju merah muda dan rok biru laut. Rambutnya diikat dua
kanan dan kiri. Meskipun sudah dewasa, namun ciri khasnya berpenampilan masih
relatif sama dengan ketika kecil.
Mereka
duduk di taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga bermekaran. Sambil mengamati
orang-orang yang juga sedang bersantai ria di sana, mereka ngobrol sambil makan
es krim. So sweeet... hehe. Di taman
itulah, yang dalam hati Nobita bagaikan taman syurga, hehehe, dia
bercerita tentang video inspiratif itu dan menunjukkannya pada Shizuka. Dengan
konsentrasi, Shizuka menonton video itu. Setelah selesai, Nobita bertanya,
“Bagaimana tanggapanmu mengenai video itu?”
"Videonya
bagus sekali, Nobita..." jawab Shizuka sambil menunjukkan ekspresi yang
terkagum-kagum dengan isi video.
“Emmm...
ada kalimat yang paling berkesan tidak menurutmu?” Nobita ingin mengetahui
apakah Shizuka juga menangkap hal sama dengan dirinya dari video itu.
Di luar
dugaan Nobita, dengan cerdasnya Shizuka menjawab,
“Bagiku,
semua kalimat di video itu sangat berkesan. Bagus sekali pesan yang
disampaikan. Memang benar, gadget
telah mencuri rasionalitas dan produktivitas manusia”
Nobita nyengir, sedikit kecewa.
Dia membatin, kok Shizuka tidak menggarisbawahi kalimat itu ya? Karena tidak
sabarnya, Nobita segera menyampaikan opininya mengenai video itu.
"Kalau
aku, sangat terkesan dengan kalimat itu... yang bunyinya ‘...Saat kamu menjual
komputermu supaya bisa membeli cincin untuk gadis impianmu '...”
Dengan
sedikit ragu-ragu, Nobita melanjutkan ucapannya,
“.. ng..ng..aku
ingin mempraktekkan isi video itu, Shizuka!"
Dengan
spontan, Shizuka bertanya,
“Apa..?
Maksudnya, kau ingin meniru kata-kata di video itu, Nobita? Kau ingin menjual
laptopmu untuk beli cincin?”
Dengan
malu-malu Nobita menjawab,
“Iy...iy...iya,
Shizuka... Aku ingin menikah denganmu..”silakan bayangkan ekspresi Nobita seperti di serial Doraemon ya...
Shizuka
bukannya senang, dia melotot sambil protes terhadap idenya Nobita.
“Dasar
bodoh kau, Nobita! Kalau kau menjual laptop untuk beli cincin, lalu bagaimana
kau akan mengerjakan tesismu? Apakah kau akan pergi ke warnet setiap akan
mengerjakan tesis? Hari gini.... numpang ngetik di warnet ...??! Trus, kalau kau tak
selesai-selesai tesisnya karena kau tidak punya laptop, semakin lama kau lulus
dan semakin lama kau kembali ke Jepang.. Bagaimana dengan nasib kita..?"
Nobita
hanya nyengir kuda, sementara Shizuka masih belum puas menyangkal ide Nobita
yang tak lazim itu.
“Kau ini,
ada-ada saja Nobita. Kupikir kau benar-benar jadi cerdas sejak S2. Ternyata
masih sama saja!”
Shizuka
yang memang anak cerdas sejak kecil, pemikirannya sangat kritis. Sedangkan
Nobita yang sejak kecil setiap punya keinginan ingin selalu terwujud, rela
melakukan apa saja untuk mewujudkan keinginannya itu. Dan, pastilah Doraemon
yang menjadi tumbalnya. Namun sekarang, karena dia sudah semakin dewasa, untuk
urusan cintanya ini dia tidak bisa mengandalkan Doraemon lagi. Dia begitu
menggebu-nggebu ingin mendapatkan Shizuka. Dan, video itu sangat menginspirasi
baginya.
Namun, karena
protes Shizuka, dia akhirnya berfikir, dan bergumam dalam hati.
“Benar
juga ya kata Shizuka.. “
Dengan
keadaan bingung, Nobita menyampaikan kegelisahannya.
“Tapi Shizuka,
aku tak ingin lagi menghabiskan waktuku untuk facebook-an, twitter-an, BBM-an, dan sebagainya, hanya untuk
berkomunikasi denganmu yang berada jauh dariku. Aku ingin kau ada bersamaku
selalu sehingga kita tidak memerlukan gadget
dan media sosial lagi untuk berkomunikasi. Aku tak ingin lagi menjadi makhluk
antisosial gara-gara waktunya hanya untuk chatting-an denganmu. Aku ingin kau
ada di sampingku, di dalam dunia nyataku.. Makanya aku ingin beli cincin
sebagai pertanda keseriusanku ini...” (Hi..hii...hi... saat menuliskan ini aku seperti merasa mual ,
lebay banget rasanya..) ”
“Untuk
begitu mah, tidak harus menjual
laptop, keleesss..”
Ternyata, saking seringnya facebookan, Shizuka menjadi familiar dengan bahasa
gaulnya anak-anak Indonesia. (Hehehe...keliatan
ngarangnya ya...).
“Lalu, apa
yang harus aku lakukan? Harta karun yang aku punya hanya laptop, Shizuka...”
Nobita jadi bingung.
“Nobita,
ada harta karun lain yang kau miliki yang jauuuh lebih mahal harganya
dibandingkan dengan laptop bekas mu yang software nya pun bajakan semua itu...!”
Shizuka
dengan tenang dan senyum manis menenangkan Nobita. Memang, calon istri sholehah
banget Shizuka ini. Kata Pak Ustadz,
salah satu ciri wanita sholehah adalah pandai menenangkan hati suaminya. (Hehehe) Ya,, Shizuka niatnya memang
menenangkan dan membesarkan hati Nobita, meskipun diungkapkan dengan kalimat
yang rada mengejek. :D
Nobita
penasaran, “Apa maksudmu..?”
Shizuka
tidak langsung menjawab, tapi malah senyum-senyum.
Nobita
penasaran, “Harta karun apa yang kau maksud, Shizuka?”
“Keahlianmu..!”
Shizuka
menjawab singkat dengan senyum elegan yang semakin membuat Nobita
terkagum-kagum karena dengan begitu Shizuka terlihat semakin cantik dan cerdas.
Nobita
belum paham maksudnya, “Maksudmu?”
“Kau kan
calon profesor statistika. Nah, jual keahlian statistika yang kau miliki,
kepada orang-orang yang membutuhkan. Lalu, kau bisa beli cincin untukku!”
Shizuka
memang cerdas! Gumam Nobita dalam hati. Dia tidak kepikiran akan hal itu.
Karena kebiasaannya selalu menggebu-gebu dalam menginginkan sesuatu, akalnya
menjadi pendek. Mencari jalan pintas. Akhirnya Nobita dapat memahami, dengan
menjual keahliannya, maka dia tak perlu menjual laptop. Dan kalau dia masih
punya laptop, maka dia bisa mengerjakan tesis dengan maksimal. Intinya, dua hal
besar dalam hidupnya dapat terwujud tanpa harus mengalahkan salah satunya.
Lulus menjadi master statistika dan menikah dengan Shizuka! Keren sekali! Gumam
Nobita dalam hati.
Kalau
Nobita sudah menikah dengan Shizuka, mereka tidak perlu berkomunikasi
menggunakan media sosial lagi. Nah, untuk sementara mereka belum menikah,
mereka bersepakat untuk mengurangi intensitas menggunakan media sosial. Mulai
berlatih fokus dengan tugasnya masing-masing, dan berusaha lebih peka terhadap
lingkungan. Nobita sudah mengerti bahwa dengan meninggalkan media sosial, dia
bisa fokus mengerjakan tesis, dan jika fokus maka dia akan segera selesai S2
nya, dan kembali ke Jepang lalu tinggal bersama dengan gadis impiannya itu, Shizuka.
Diskusi
mengenai kehidupan dan masa depan dengan Shizuka memang memberikan pencerahan dan
semangat yang luar biasa bagi Nobita. Dia begitu gembira memiliki Shizuka. Saking
gembira dan kagumnya Nobita terhadap Shizuka, langsung muncullah gombalan lebay
nya.
“Shizuka,
tahukah kau, antara 1 sampai 10, berapakah nilai cinta aku ke kamu?” (eh eh eh.. kok pake kamu.. hehe)
“Tidak
tahu!” Jawab Shizuka.
“Dua......”
“Kok cuma
dua? Sedikit sekali..!?” Shizuka protes lagi.
“Duaaleeemm bangeeet” Hahaahaha....
Nobita terbahak-bahak.
Shizuka
sang wanita anti gombalan, tak termakan rayuan lebaynya Nobita,
“Ah, kau
pasti nyontek gombalan di Net TV, Nobita...!” Shizuka menjewer telinga Nobita
yang memang nakal sejak kecil. Nobita tertawa sambil nyengir kesakitan. Hehehe
Akhirnya,
mereka pulang dengan perasaan bahagia.
Selesai!
luar biasa. “Duaaleeemm bangeeet”
ReplyDeleteternyata nobita nerusin S2 statistika IPB :D
Hehehe....
Deleteayo Fa'i..ikuti jejak Nobita... :)
luar biasa. “Duaaleeemm bangeeet”
ReplyDeleteternyata nobita nerusin S2 statistika IPB :D
MashaAllah keren bu cici tulisannya... :)
ReplyDeleteTara.. hehehe.. smoga bermanfaat ya...
Delete