Friday, March 6, 2015

Kisah Nobita dan Shizuka

Alkisah, Nobita yang dulu malas belajar dan selalu mengandalkan Doraemon sekarang sudah dewasa. Kebiasaannya main-main, jahil, dan malas belajar itu sudah hilang. Dia sudah berubah. Kini, Nobita menjadi anak yang rajin, semangat, dan memiliki cita-cita tinggi. Dia ingin jadi peneliti. Katanya, suatu hari nanti dia akan melakukan penelitian mengenai teknologi-teknologi terbaru yang canggih. Makanya dia tekun kuliah, hingga S2. Hebatnya, dia kuliah S2 di jurusan Statistika! Statistika IPB pula! Keren! Entah bagaimana caranya nanti, dengan menjadi Profesor Statistika dia akan mengalahi kehebatan Doraemon. Sesekali dalam hidupnya, Nobita ingin lebih canggih dari Doraemon. Itu salah satu tekadnya! Tidak disangka Nobita menjadi keren begitu. :)

Banyak orang yang kagum dengan perubahan Nobita. Apalagi dengan pilihannya untuk kuliah S2 di Statistika IPB! (Hehe, keliatan ngarangnya!). Konon, dia bisa sampai masuk ke kampus IPB gara-gara ketemu dengan seorang dosen Statistika IPB yang S3 di Jepang, sebut saja Pak FMA. (Colek Pak FMA hehehe). Entah rayuan macam apa yang disampaikan Pak FMA sampai akhirnya Nobita terpengaruh untuk hijrah ke Indonesia demi mempelajari statistika. :) Sampai-sampai dia rela berjauhan dengan Shizuka, gadis yang dicintainya sejak kecil.

Selama Nobita S2 di IPB, komunikasi dengan Shizuka dilakukan lewat media sosial. Ada facebook, twitter, instagram, LinkedIn, skype, line, whatsapp, viber, dan sebagainya. Saat ingin menyampaikan isi hatinya yang kalau ditulis sudah seperti pendahuluan skripsi, mereka sering menggunakan facebook . Saat hanya ingin mencurahkan isi hati yang lebai dengan singkat, mereka menggunakan twitter.

Misalnya,
“I love u so much..”
Trus Shuzuka membalasnya begini,
“Oh no,,, I love u so much much more”
Nobita tidak mau kalah, dia terus membalas.
“Oh no..no..no, Shizuka! I love u so much much much much more..”
Keduanya tak mau kalah, dan terus balas-balasan.
“No, Nobita! No..no..! I love u so much much much much much more every time!”
Saking tidak mau kalahnya sebagai pria dan karena capek berhadapan dengan Shizuka yang sejak kecil memang lebih cerdas darinya, Nobita pake jurus pamungkas. Kali ini dia mengandalkan ilmu matematikanya.
“Oh Shizuka, No! No, no, no! I love u so much dikali e pangkat tak hingga! Titik!”
Kontan saja, Shizuka kalah telak. Kalau sudah berpangkat tak hingga, mana ada lagi angka yang bisa melebihinya! Hehe. Sepertinya mereka sering nonton Net TV, sehingga meniru kelakukan Bintang dan Bastian di acara Tetangga Masa Gitu. Hehehe.

Itulah manfaat twitter buat mereka.

Lalu, saat ingin pamer foto-foto narsisnya dan memperlihatkan produk-produk jualan online, mereka menggunakan instagram. Kadang-kadang Nobita ingin membelikan hadiah untuk Shizuka berupa pernak-pernik khas Indonesia. Nah, Nobita sering menunjukkan dulu foto-foto barang yang akan dihadiahkannya itu ke Shizuka, lalu meminta Shizuka untuk memilih yang mana yang dia sukai. Romantis juga Nobita! Hehe.

Kemudian, saat Nobita ingin berbagi info-info yang berkaitan dengan keilmuannya, dia menggunakan LinkedIn. Shizuka terkagum-kagum dengan postingan-postingan Nobita. Misalnya, Nobita memposting tulisan seputar Statistics for Economic and Bussiness, Big Data Analysis, Small Area Estimation, dan lain sebagainya.

“Nobita sekarang hebat, nggak salah kalo aku akhirnya mau dengannya”, begitu batin Shizuka.  Hehe!

Nah, saat mereka ingin ngobrol yang lumayan panjang, mereka menggunakan free voice call di Viber. Untuk komunikasi sehari-hari mereka menggunakan whatsapp atau line. Dan, saat mereka rindu dan ingin melihat wajah masing-masing, mereka menggunakan Skype. Begitulah... handpone, laptop, dan media sosial adalah hal yang sangat berharga bagi Nobita.

Nah, suatu hari, Nobita mendapatkan video inspiratif dari internet. Video ini bercerita tentang, kesadaran seseorang tentang dampak gadget dan media sosial yang justru telah membuatnya kehilangan kehidupan riil di sekitarnya. Rekaman video ini juga dibuat untuk menyadarkan masyarakat yang telah sering menghabiskan waktu di dunia maya dan cenderung mengabaikan lingkungan di sekelilingnya yang nyata. Orang itu mengawali ceritanya dengan berkata,

I have 422 friends. But, I’m lonely... “

Intinya, orang itu menyampaikan bahwa meskipun banyak teman, dia merasa kesepian. Walaupun dia selalu berkomunkasi dengan banyak orang, namun sesungguhnya orang-orang tersebut sangat jauh. Permasalahannya adalah adanya perbedaan antara menatap mata lawan bicara atau hanya melihat nama orang di layar. Itulah komunikasi zaman sekarang, hanya melalui gadget. Ya, dia dan kebanyakan orang telah diperbudak oleh gadget dan media sosial, sehingga orang menjadi individualis dan mengabaikan orang-orang penting di sekelilingnya. Oleh karena itu, dalam videonya dia mengajak pada kita semua untuk meninggalkan dunia maya, lalu kembali ke dunia nyata. Dia berpesan untuk mulailah menemui teman-teman kita dengan bertatap muka langsung, jangan hanya menemuinya melalui layar gadget. Dia mengatakan, “Datangi teman-temanmu, maka merekapun akan mendatangimu!”.

Kemudian, orang itu juga menyampaikan pesan yang intinya begini “Habiskanlah waktu hidup kita untuk berkarya dan untuk bersama dengan orang-orang tercinta dalam hidup kita, daripada menghabiskan waktu untuk orang-orang jauh di dunia maya”.  Pesan ini sangat penting terutama bagi anak-anak muda yang cenderung autis, merasa cukup hidup dengan dunia maya sehingga tak peduli dengan lingkungan sekitar. Juga sesuai untuk ibu-ibu yang berkelakuan demikian. Banyak ibu-ibu yang tidak maksimal mengurus anak karena sibuk BBM-an atau facebook-an.

Banyak pesan yang disampaikan melalui video tersebut. Namun, dari sekian banyak pesan, bagi Nobita ada satu pesan yang sangat berkesan baginya, yaitu sepotong kalimat “.....Saat kamu menjual komputermu supaya bisa membeli cincin untuk gadis impianmu yang sekarang menjadi nyata”. Narator menyampaikan pesan tersebut sebagai penyadaran bahwa seseorang yang berani memutuskan untuk menjual laptopnya demi melamar gadis impiannya adalah jauh lebih penting dibandingkan dengan bercengkrama bersama gadget dan media sosialnya.

Nah, Nobita ini sepertinya menanggapi pesan tersebut terlalu lebay. Sehingga, dia begitu semangatnya ingin menghentikan komunikasi dengan Shizuka lewat facebook, whatsapp, twitter, dan lain-lain itu. Dia ingin, Shizuka menjadi nyata dalam hidupnya. Ada di sampingnya, menemani perjuangan hidupnya menjadi profesor yang akan mengalahkan Doraemon. Oleh karenanya, dia berniat untuk memusnahkan alat-alat elektronik yang dimilikinya yang dapat membuatnya menjadi makhluk antisosial. Bagaimana tidak, setiap harinya dia sibuk facebookan, twiteran, whatsappan, dan skype-an dengan Shizuka. Waktunya habis untuk itu, sehingga dia kurang memiliki teman dan bahkan sampai akhir semester 3 dia belum mendapat topik tesis. Bagaimana mau mengalahkan Doraemon kalau begini?! Hehehe.

Karena video yang menginspirasi itu, akhirnya Nobita memutuskan untuk pulang ke Jepang pada saat liburan semester tiga. Kuliah sudah selesai, tinggal nggarap tesis, pikirnya begitu. Lagipula, dia sudah rindu berat dengan Shizuka,  ayah dan ibu, serta Doraemon!

Sesampainya di Jepang, Nobita tak menunggu waktu lama untuk menemui Shizuka. Dengan semangat empat lima bagaikan semangat para pejuang Indonesia melawan penjajah Jepang dulu (hehe, nyindir..), dia berlari menuju rumah Shizuka. Lalu, dia mengajak Shizuka untuk jalan-jalan ke taman. Semangatnya Nobita ini selayaknya semangat pantang menyerah yang menjadi cirikhas orang Jepang, yaitu semangat bushido (semangat ksatria). Nah, Nobita benar-benar ingin membuktikan jiwa ksatrianya pada Shizuka! Hehe.

Tak seperti biasanya, kostum Nobita berbeda dari yang biasanya ketika masih tinggal di Jepang. Nobita yang seringnya menggunakan kaos kuning dan celana biru polos, kali ini dia mengenakan kaos batik berwarna kuning kombinasi hijau muda dan celana jins hitam. Sudah lama di Indonesia, Nobita terbiasa menggunakan batik. Hehe. Namun, kacamata bulatnya masih tetap dikenakan seperti biasa. Kalau tidak memakai kacamata dia merasa kurang tampan. Sedangkan Shizuka, masih seperti biasanya, Mengenakan baju merah muda dan rok biru laut. Rambutnya diikat dua kanan dan kiri. Meskipun sudah dewasa, namun ciri khasnya berpenampilan masih relatif sama dengan ketika kecil.

Mereka duduk di taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga bermekaran. Sambil mengamati orang-orang yang juga sedang bersantai ria di sana, mereka ngobrol sambil makan es krim. So sweeet... hehe. Di taman itulah, yang dalam hati Nobita bagaikan taman syurga, hehehe, dia bercerita tentang video inspiratif itu dan menunjukkannya pada Shizuka. Dengan konsentrasi, Shizuka menonton video itu. Setelah selesai, Nobita bertanya,

“Bagaimana  tanggapanmu mengenai video itu?”
"Videonya bagus sekali, Nobita..." jawab Shizuka sambil menunjukkan ekspresi yang terkagum-kagum dengan isi video.
“Emmm... ada kalimat yang paling berkesan tidak menurutmu?” Nobita ingin mengetahui apakah Shizuka juga menangkap hal sama dengan dirinya dari video itu.

Di luar dugaan Nobita, dengan cerdasnya Shizuka menjawab,
“Bagiku, semua kalimat di video itu sangat berkesan. Bagus sekali pesan yang disampaikan. Memang benar, gadget telah mencuri rasionalitas dan produktivitas manusia”

Nobita nyengir, sedikit kecewa. Dia membatin, kok Shizuka tidak menggarisbawahi kalimat itu ya? Karena tidak sabarnya, Nobita segera menyampaikan opininya mengenai video itu.
"Kalau aku, sangat terkesan dengan kalimat itu... yang bunyinya ‘...Saat kamu menjual komputermu supaya bisa membeli cincin untuk gadis impianmu '...”
Dengan sedikit ragu-ragu, Nobita melanjutkan ucapannya,
“.. ng..ng..aku ingin mempraktekkan isi video itu, Shizuka!"

Dengan spontan, Shizuka bertanya,
“Apa..? Maksudnya, kau ingin meniru kata-kata di video itu, Nobita? Kau ingin menjual laptopmu untuk beli cincin?”

Dengan malu-malu Nobita menjawab,
“Iy...iy...iya, Shizuka... Aku ingin menikah denganmu..”silakan bayangkan ekspresi Nobita seperti di serial Doraemon ya...

Shizuka bukannya senang, dia melotot sambil protes terhadap idenya Nobita.
“Dasar bodoh kau, Nobita! Kalau kau menjual laptop untuk beli cincin, lalu bagaimana kau akan mengerjakan tesismu? Apakah kau akan pergi ke warnet setiap akan mengerjakan tesis? Hari gini.... numpang ngetik di  warnet ...??! Trus, kalau kau tak selesai-selesai tesisnya karena kau tidak punya laptop, semakin lama kau lulus dan semakin lama kau kembali ke Jepang.. Bagaimana dengan nasib kita..?"

Nobita hanya nyengir kuda, sementara Shizuka masih belum puas menyangkal ide Nobita yang tak lazim itu.

“Kau ini, ada-ada saja Nobita. Kupikir kau benar-benar jadi cerdas sejak S2. Ternyata masih sama saja!”

Shizuka yang memang anak cerdas sejak kecil, pemikirannya sangat kritis. Sedangkan Nobita yang sejak kecil setiap punya keinginan ingin selalu terwujud, rela melakukan apa saja untuk mewujudkan keinginannya itu. Dan, pastilah Doraemon yang menjadi tumbalnya. Namun sekarang, karena dia sudah semakin dewasa, untuk urusan cintanya ini dia tidak bisa mengandalkan Doraemon lagi. Dia begitu menggebu-nggebu ingin mendapatkan Shizuka. Dan, video itu sangat menginspirasi baginya. 

Namun, karena protes Shizuka, dia akhirnya berfikir, dan bergumam dalam hati.
“Benar juga ya kata Shizuka.. “

Dengan keadaan bingung, Nobita menyampaikan kegelisahannya.

“Tapi Shizuka, aku tak ingin lagi menghabiskan waktuku untuk facebook-an, twitter-an, BBM-an, dan sebagainya, hanya untuk berkomunikasi denganmu yang berada jauh dariku. Aku ingin kau ada bersamaku selalu sehingga kita tidak memerlukan gadget dan media sosial lagi untuk berkomunikasi. Aku tak ingin lagi menjadi makhluk antisosial gara-gara waktunya hanya untuk chatting-an denganmu. Aku ingin kau ada di sampingku, di dalam dunia nyataku.. Makanya aku ingin beli cincin sebagai pertanda keseriusanku ini...” (Hi..hii...hi... saat menuliskan ini aku seperti merasa mual , lebay banget rasanya..)

“Untuk begitu mah, tidak harus menjual laptop, keleesss..” Ternyata, saking seringnya facebookan, Shizuka menjadi familiar dengan bahasa gaulnya anak-anak Indonesia. (Hehehe...keliatan ngarangnya ya...).

“Lalu, apa yang harus aku lakukan? Harta karun yang aku punya hanya laptop, Shizuka...” Nobita jadi bingung.

“Nobita, ada harta karun lain yang kau miliki yang jauuuh lebih mahal harganya dibandingkan dengan laptop bekas mu yang software nya pun bajakan semua itu...!”

Shizuka dengan tenang dan senyum manis menenangkan Nobita. Memang, calon istri sholehah banget Shizuka ini. Kata Pak Ustadz, salah satu ciri wanita sholehah adalah pandai menenangkan hati suaminya. (Hehehe) Ya,, Shizuka niatnya memang menenangkan dan membesarkan hati Nobita, meskipun diungkapkan dengan kalimat yang rada mengejek. :D

Nobita penasaran, “Apa maksudmu..?”

Shizuka tidak langsung menjawab, tapi malah senyum-senyum.
Nobita penasaran, “Harta karun apa yang kau maksud, Shizuka?”

“Keahlianmu..!”

Shizuka menjawab singkat dengan senyum elegan yang semakin membuat Nobita terkagum-kagum karena dengan begitu Shizuka terlihat semakin cantik dan cerdas.
Nobita belum paham maksudnya, “Maksudmu?”
“Kau kan calon profesor statistika. Nah, jual keahlian statistika yang kau miliki, kepada orang-orang yang membutuhkan. Lalu, kau bisa beli cincin untukku!”

Shizuka memang cerdas! Gumam Nobita dalam hati. Dia tidak kepikiran akan hal itu. Karena kebiasaannya selalu menggebu-gebu dalam menginginkan sesuatu, akalnya menjadi pendek. Mencari jalan pintas. Akhirnya Nobita dapat memahami, dengan menjual keahliannya, maka dia tak perlu menjual laptop. Dan kalau dia masih punya laptop, maka dia bisa mengerjakan tesis dengan maksimal. Intinya, dua hal besar dalam hidupnya dapat terwujud tanpa harus mengalahkan salah satunya. Lulus menjadi master statistika dan menikah dengan Shizuka! Keren sekali! Gumam Nobita dalam hati.

Kalau Nobita sudah menikah dengan Shizuka, mereka tidak perlu berkomunikasi menggunakan media sosial lagi. Nah, untuk sementara mereka belum menikah, mereka bersepakat untuk mengurangi intensitas menggunakan media sosial. Mulai berlatih fokus dengan tugasnya masing-masing, dan berusaha lebih peka terhadap lingkungan. Nobita sudah mengerti bahwa dengan meninggalkan media sosial, dia bisa fokus mengerjakan tesis, dan jika fokus maka dia akan segera selesai S2 nya, dan kembali ke Jepang lalu tinggal bersama dengan gadis impiannya itu, Shizuka. 

Diskusi mengenai kehidupan dan masa depan dengan Shizuka memang memberikan pencerahan dan semangat yang luar biasa bagi Nobita. Dia begitu gembira memiliki Shizuka. Saking gembira dan kagumnya Nobita terhadap Shizuka, langsung muncullah gombalan lebay nya.

“Shizuka, tahukah kau, antara 1 sampai 10, berapakah nilai cinta aku ke kamu?” (eh eh eh.. kok pake kamu.. hehe)

“Tidak tahu!” Jawab Shizuka.

Dua......”

“Kok cuma dua? Sedikit sekali..!?” Shizuka protes lagi.
Duaaleeemm bangeeet” Hahaahaha.... Nobita terbahak-bahak.

Shizuka sang wanita anti gombalan, tak termakan rayuan lebaynya Nobita,
“Ah, kau pasti nyontek gombalan di Net TV, Nobita...!” Shizuka menjewer telinga Nobita yang memang nakal sejak kecil. Nobita tertawa sambil nyengir kesakitan. Hehehe


Akhirnya, mereka pulang dengan perasaan bahagia.

Selesai!

5 comments:

  1. luar biasa. “Duaaleeemm bangeeet”
    ternyata nobita nerusin S2 statistika IPB :D

    ReplyDelete
  2. luar biasa. “Duaaleeemm bangeeet”
    ternyata nobita nerusin S2 statistika IPB :D

    ReplyDelete
  3. MashaAllah keren bu cici tulisannya... :)

    ReplyDelete