Wednesday, June 10, 2015

Kebersihan yang Membahagiakan

Tulisan ini terinspirasi dari suatu seminar. Selasa, 19 Juni saya bertugas menjadi moderator seminar hasil penelitian mahasiswa S1. Agenda seminar terbagi menjadi tiga, presentasi dari pemrasaran, diskusi dengan pembahas dan audien, dan ulasan dari pembimbing. Nah, di sesi terakhir seminar hari itu, sang Pembimbing adalah Komdik (Komisi Pendidikan). Biasalah, karena selain pembimbing dia juga seorang Komdik, maka sebelum memberikan ulasan atas penelitian mahasiswanya ini, Beliau menyampaikan beberapa pesan sekaligus.  Salah satu yang di sampaikannya adalah tentang kebersihan.

Kenapa menyinggung-nyinggung masalah kebersihan di acara seminar tugas akhir begini? Hemm...usut punya usut, ternyata Beliau kadang-kadang menjumpai ruangan seminar terlihat kotor. Semua ini disinyalir karena setelah seminar biasanya mahasiswa bagi-bagi sembako (eh berpesta kecil-kecilan) dengan teman-temannya, dan setelah itu lupa atau tak sempat membersihkannya (tak sempat atau tak sadar kalau harus membersihkan?).

Nah, saya pun menjadi tergugah dengan peringatan beliau. "Sepertinya, kalimat 'kebersihan sebagian dari iman' bukan hanya sebatas slogan saja, tapi harus kita terapkan" begitulah beliau mengawali pembicaraannya. Kemudian ditutup dengan kalimat yang sungguh mengetuk jendela hati (bagi yang hatinya ada jendela), "Jagalah kebersihan selagi Anda masih memiliki iman di dada." Deg! Klo telinganya mendengar dan hatinya peka, mestinya terketuk banget tuh hati.

Dari sinilah saya akhirnya berfikir. Benar juga, kadang-kadang kita tak menyadari bahwa kita masih saja mengabaikan kebersihan tempat umum dengan cara membuang sampah sembarangan atau tak terfikir untuk membersihkan tempat yang baru saja kita kotori. Padahal, kebersihan ini sangatlah penting.

Bersih adalah pangkal dari sehat. Sementara sehat merupakan salah satu faktor penentu kebahagiaan. Iya ga? Mestinya iya. Karena, sakit merupakan salah satu penghantar menuju penderitaan. Dan jika mengalami penderitaan, maka otomatis kebahagiaannya akan tereduksi. Adakah diantara teman-teman yang kalau sedang sakit tidak menderita? Kalau jujur, pastinya iya. Meskipun kadar kemenderitaannya berbeda-beda. Tergantung kesabaran dan keuangan :)

Kira-kira kalau dibuat alur seperti ini :

Bersih->sehat->senang->bahagia         vs        Kotor->sakit->menderita->tidak bahagia.

Siapa sih orang yang senang sakit? Sekuat-kuatnya kita, tetap saja lebih senang sehat daripada sakit. Karena, sehat itu membuat hidup kita lebih optimal. Sedangkan kalau kita sakit, akan memiliki hambatan yang signifikan dalam optimalisasi keberfungsian kita dalam kehidupan.Iya ga? Makanya, sehat itu sangat penting. Bukan hanya fisik saja yang harus sehat, tapi juga fikiran, mental, dan spiritual kita harus sehat. Namanya sehat jiwa raga. Jika jiwa raga kita sehat, kita dapat optimal bekerja dan semoga juga dapat optimal dalam menjalani hidup. Nah, kehidupan yang berjalan optimal tentu akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi batin kita bukan?

Oleh karena itu, menjaga kebersihan adalah salah satu upaya dalam meraih kebahagiaan. Tentu, kebersihan yang dimaksud bukan hanya kebersihan secara fisik, atau yang nampak di mata. Namun juga, kebersihan fikiran dan hati. Kesehatan jiwa raga yang saya sebutkan tadi, yakni kesehatan fisik, fikiran, mental, dan spiritual, adalah buah dari kebersihan fisik(lahir), fikiran, dan hati. Hal ini tentu tak terlepas dari anjuran Illahi atau sabda Nabi yang tertuang dalam beberapa teorema religi.

"...sungguh,, Allah menyukai orang2 yang bertaubat dan yang menyucikan/membersihkan  diri" (Al Baqoroh : 222).

Tuh kan? Allah telah mengatakan bahwa Dia menyukai orang-orang yang membersihkan diri. Berarti, yang tidak membersihkan diri kurang Dia sukai ya. Nah, mau pilih yang mana? Ingin disukai Allah atau tidak? Kalo ingin disukai Allah, maka kita harus membersihkan diri atau menjaga kebersihan. Kebersihan yang dimaksud tentunya bukan sekedar kebersihan fisik (lahir), namun juga kebersihan batin (bersih fikiran dan hati) alias kebersihan jiwa sebagaimana saya sebutkan di atas.

Kemudian, Rasulullah Muhammad SAW telah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, mencintai kebaikan, bahwasanya Allah itu bersih, menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah menyukai keindahan, karena itu bersihkan tempat-tempatmu”. (HR. Turmudzi).

Nah tu, Allah menyukai kebersihan kan? Jadi, Allah itu suka pada kebersihan dan suka pada orang-orang yang menjaga kebersihan. Mau ga di sukai Allah?

Terkait masalah kesehatan sendiri,  Rasulullah juga telah memberi peringatan, "Dua kenikmatan yang membuat orang menjadi rugi, yaitu kesehatan dan waktu luang" (HR Bukhari).

Nah lo, kesehatan bisa bikin orang rugi tuh. Ya itu, jika kita tidak menjaganya. Hilanglah kenikmatan jika kita sedang tidak sehat. Banyak contohnya, ga bisa merasakan nikmatnya makan kalau sedang sakit, tak bisa menikmati enaknya bepergian jika kita sakit, ga bisa menikmati ibadah, de el el. Apa ga rugi namanya kalo kita kehilangan kenikmatan-kenikmatan tersebut?

Itu baru sakit fisik, teman. Gimana kalo sakit non fisik ( hati atau jiwa) nya? Waah, tentu akan lebih menderita lagi ya? Akan hilanglah banyak kenikmatan yang seharusnya kita dapatkan. 

So, mari kita sama-sama menjaga kebersihan jiwa dan raga serta lingkungan, agar hidup kita sehat dan dapat meraih kebahagiaan. Bukankah kebahagiaan adalah hal yang sangat didamba oleh semua orang?

Membiasakan hidup bersih jiwa raga serta menjaga kebersihan lingkungan memang perlu latihan. Nah, berhubung sebentar lagi mau ramadhan, yuuk kita latih diri agar dapat membiasakan hidup bersih jiwa raga. Kebersihan jiwa raga inilah yang dimaksud dengan 'kebersihan yang membahagiakan'. Betul tidak? :)


----------------------------
Tulisan ini adalah produk latihan dalam komintmen terhadap program ODOP hari ke-3 bagi saya. Ditulis saat  malam-malam saya keletihan, mau kerja tidak fokus, dan mau tidur masih terlalu sore. Alhamdulillah bisa produktif dalam kegalauan. :)

No comments:

Post a Comment