Tuesday, August 25, 2015

Prestasi Optimal, Jadi Mahasiswa Idaman

Tuanputrie__Mahasiswa idaman, seperti apakah itu? Jawabannya mungkin saja bervariasi, tapi dapat dipastikan bahwa jawaban yang dilontarkan oleh Anda sekalian adalah yang positif-positif. Misalnya, mahasiswa idaman itu pinter, banyak prestasinya, rajin, membanggakan ortu, disukai banyak orang, dan sebagainya.

Nah, bagi Anda yang mahasiswa, inginkah Anda menjadi mahasiswa idaman? Ops, tunggu, idaman siapa dulu, nih? Idaman dosen, idaman orang tua, idaman gebetan, atau idaman calon mertua? Hehe. Yang saya maksud adalah idaman semua orang. Karena, kalau semua orang sudah mengidamkan, insyaallah gebetan pun mengidamkan. Betul tidak? Hehe.

Okey, sebelum bicara tentang seperti apa mahasiswa idaman itu, kita kenali beberapa tipe mahasiswa terlebih dahulu. Nah, berdasarkan pengalaman semasa kuliah dan pengamatan selama ini, secara umum mahasiswa dapat diklasifikasikan menjadi 5 (lima) tipe, yaitu :

Pertama : Mahasiswa Akademis.
Yaitu, mahasiswa yang studi oriented. Orientasinya fokus hanya untuk kuliah, kurang suka memikirkan atau aktiv terlibat di kegiatan-kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran. Mahasiswa seperti ini biasanya rajin belajar, selalu masuk kuliah, nilainya bagus-bagus, IPK nya tinggi. Apakah Anda termasuk dalam tipe ini? :)

Kedua : Mahasiswa Aktivis.
Yaitu, mahasiswa yang organisasi oriented. Mahasiswa aktivis ini sibuk di organisasi. Bahkan, saking sibuknya biasanya sering tidak sempat hadir di kelas saat ada jadwal kuliah. Sibuknya udah serupa dengan presiden. Jadwal kuliahnya sering bertabrakan dengan jadwalnya rapat atau audiensi ke pihak-pihak tertentu untuk mengajukan proposal permohonan dana, atau bertabrakan dengan jadwalnya demo. Hehe. Biasanya, mahasiswa seperti ini IPK nya biasa-biasa saja. Bahkan, jika level ke-aktivisan-nya sudah tinggi, dapat saja IPK nya di bawah rata-rata, karena tidak ada waktu untuk belajar. Apakah Anda termasuk dalam tipe ini? :)

Ketiga : Mahasiswa selebritis.
Yaitu, mahasiswa yang akademis bukan, namun rajin masuk kuliah. Aktivis bukan, namun sering muncul di kegiatan-kegiatan kampus, yah..minimal jadi panitia pelaksana. Biasanya, mahasiswa selebritis mementingkan penampilan yang mengikuti trend, gaya hidup yang juga mirip gaya selebritis, gayanya mewah. Mereka senang berkumpul dengan teman-teman satu geng. Hari-harinya di kampus banyak digunakan untuk bersenang-senang atau berhepi-hepi ria. Keberadaannya dalam kegiatan cenderung hanya sebagai penggembira, bukan inisiator, leader, atau posisi-posisi penting lainnya. Namun meskipun demikian, keberadaan mahasiswa seperti ini juga diperlukan. Di kampus, biasanya mahasiswa jenis ini paling banyak persentasenya. 

Keempat : Mahasiswa Ajaib.
Yaitu, ‘gak jelas’ oriented. Namanya juga ajaib, mahasiswa tipe ini sangatlah tidak lazim. Yang namanya mahasiswa, lazimnya itu ya masuk kuliah, ngerjakan tugas, kerja kelompok, praktikum, ngikutin ujian, dan ngerjakan skripsi/tesis. Nah, mahasiswa ajaib ini kemunculannya sangat langka. Jarang masuk kuliah, tiba-tiba ikut ujian. Dicari di kegiatan organisasi juga ga pernah ada. Kalau sudah masuk masa skripsi/tesis, jarang nongol sampai-sampai dosen pembimbingnya yang kelimpungan nyariin. Di kampus, biasanya mahasiswa tipe ini persentasenya sedikit.

Ngomong-ngomong masalah mahasiswa ajaib, saya ada ada cerita. Saya punya mahasiswa bimbingan, yang setelah masuk masa skripsi ngilang entah kemana. Kabar-kabarnya sih dia kerja. Beberapa kali saya sampaikan pesan ke teman-temannya untuk menyelesaikan skripsinya. Katanya, “iya, bu”. Begitu terus jawabannya. Saat sesekali dia nongol di kampus dan saya tanyakan kabar skripsinya, dia bilang, “Iya bu, saya akan kerjakan secepatnya.”

Nah, suatu saat, ada teman saya (yang juga kakak kelasnya dia) ngadakan pesta pernikahan. Saya datang kondangan bersama dengan teman-teman saya. Eh, ternyata di pesta itu banyak juga mahasiswa yang datang. Dan, jeng jeng... Dia nongol di pesta itu bersama teman-temannya yang sudah lulus. Dan tahukah Anda, seperti biasanya, dia mem-PeHaPe-in saya.

Dia menegur saya sambil nyengir-nyegir malu kayak takut ditagih hutang,
“Bu..” 
“Eh, kamu gimana kabarnya? Dicariin Ibu X tuh..” kata saya.
 Ibu X adalah pembimbing pertamanya. Dia tau maksud saya, pasti saya sedang nagih janji dia untuk menyelesaikan skripsi. Lalu dia bilang,
“Nanti ya bu, abis dari sini saya ke kampus buat bimbingan”.
Ga nyadar dia, kalo tuh hari adalah hari libur.
“Ini hari libur, bro..” kata teman-temannya sambil cengengesan. Lalu dia meralat, “Eh, besok berarti bu kalau begitu..”
Saya tertawa aja, dalam hati “Alaahh..paling-paling juga cuma janji palsu!”

Dan, benar saja, dia cuma PeHaPe, pemberi harapan palsu! Makanya, saya ga terlalu memikirkannya. Kalo saya pikirkan dalam-dalam, tentu akan patah hati. Nah, lo! Hehehe... bercanda...

Yah, begitulah mahasiswa, untuk masa depannya sendiri saja mereka sulit menentukan prioritas dan sulit mengambil keputusan. Hehe... Semoga, kalo mahasiwa yang saya maksud ini membaca tulisan ini, mendapatkan petunjuk jalan yang lurus dan segera kembali ke kampus buat menyelesaikan skripsi. Saya khawatir kalo mahasiswa ini lama-lama jadi kayak Bang Thoyib, udah berapa kali puasa dan berapa kali lebaran ga pulang-pulang. Dan mahasiswa ini, sudah berapa angkatan adik kelasnya yang diwisuda eh dianya masih saja tercatat sebagai mahasiswa. Padahal, kalau mahasiswa lama-lama lulusnya, bisa bikin beban kampus, salah satunya karena dapat menurunkan akreditasi. Nah, ayo pikirkan...jangan sampe akreditasi kampus menjadi anjlok karena Anda. Hehe.. Dan tentu saja, kami pun tetap akan bersenang hati jika ada mahasiswanya yang belum lulus kuliah namun sudah sukses di luar. Kami turut mendoakan untuk kesuksesan Anda.

Okey, lanjut lagi ya ke tipe-tipe mahasiswa.

Kelima : Mahasiswa Optimal.
Yaitu, mahasiswa yang ‘balanced’ oriented. Mahasiswa optimal adalah mahasiswa yang berusaha untuk dapat menyeimbangkan antara akademis, organisasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya, sehingga nantinya dia mampu berperan di masyarakat secara optimal melalui keilmuan yang dimiliki dengan kapasitas leadership yang memadai. Kapasitas kelimuan dia dapatkan melalui kegiatan akademis yang dijalaninya dengan sungguh-sungguh. Kapasitas leadership dia dapatkan melalui latihannya di organisasi. Mahasiswa seperti inilah yang diharapkan oleh masyarakat agar nantinya jika sudah matang dapat menjadi pemimpin yang kapabel dan mampu mengatasi persoalan-persoalan di masyarakat. 

Lalu, diantara lima tipe mahasiswa tersebut, yang manakah yang merupakan mahasiswa idaman?

Ya, mahasiswa optimal inilah yang harus menjadi mahasiswa idaman. Mahasiswa optimal adalah mahasiswa yang memiliki prestasi optimal. Mahasiswa yang memiliki keseimbangan antara intelektual, mental, dan spiritualnya. Apa ciri-cirinya?

Pertama, nilai akademisnya baik. Salah satu indikatornya memiliki IPK yang memenuhi standar. Ga harus IPK nya 4 atau cum laude, kalo bisa ya alhmadulillah. Yang penting memenuhi standar penerimaan pekerjaan atau beasiswa yang mensyaratkan IPK. Siapa tau setelah lulus Anda berminat untuk melanjutkan studi atau bekerja di tempat-tempat yang memiliki standar IPK tertentu. Nah, berapakah IPK standar ini? Angkanya tentu tidak konstan, setiap generasi dapat saja berubah.

Kedua, aktiv di organisasi. Di dunia kampus akan ada banyak organisasi. Maka, mahasiswa optimal memilih organisasi yang dapat menjadi sarana pengembangan diri dan jika memungkinkan dapat mendukung kemampuan akademisnya.

Ketiga, memiliki prestasi pada bidang-bidang tertentu. Misalnya, berprestasi dalam karya tulis, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), bahasa inggris, olahraga, seni, keagamaan, dan sebagainya. Inilah yang menjadi nilai lebih dari seorang mahasiswa, yang tugasnya bukan saja belajar untuk mendapatkan IP setinggi-tingginya, namun juga mengembangkan diri sehingga memiliki skill yang baik dalam bidang-bidang lain.

Keempat, kehidupan sosialnya baik. Keterlibatannya di organisasi akan mendukung kemampuannya bersosialisasi. Makanya, mahasiswa optimal mampu membawa diri dalam berkehidupan sosial di lingkungannya, baik dengan teman-temannya atau lingkungan yang lebih luas.

Kelima, kerpibadiannya baik. Karena orientasinya yang balanced oriented, yaitu ingin menyeimbangkan semua aspek kehidupannya, maka mahasiswa optimal belajar terus untuk berbenah diri sehingga memiliki kerpibadian yang baik, santun, dan teguh pendirian. Hal ini tercermin dari sikap dan perilakunya sehari-hari.

Keenam, menebar manfaat. Mahasiswa optimal berifikir bukan hanya untuk diri sendiri atau demi keuntungan pribadi. Namun, lebih berorientasi agar keberadaannya dapat memberikan manfaat bagi orang lain.   

Itulah enam ciri mahasiswa optimal. Kemudian, bagaimana caranya agar dapat belajar menjadi mahasiswa optimal?


Kuncinya adalah UNDERSTAND. Mengerti!

Apa yang harus dimengerti?

Mahasiswa optimal adalah mahasiswa pemenang yang kepribadiannya anggun dan santun. Nah, agar dapat melatih diri menjadi mahasiswa optimal, usaha yang dapat ditempuh adalah
1.       Anda mengerti apa yang Anda inginkan.
2.       Anda mengerti ilmunya
3.       Anda mengerti strategi mendapatkannya
4.       Anda mengerti resiko/tantangannya
5.       Anda mengerti bagaimana caranya bersyukur.

Agar dapat mengerti itu semua, apa modalnya?

Cukup dengan tiga modal, yaitu MAU, SEHAT, DAN MENGUASAI DATA.

©       Anda punya keMAUan tidak untuk berusaha menjadi mahasiswa optimal? Jika punya, oke lanjut.
©       Apakah keSEHATan Anda mendukung dalam upaya menjadi mahasiswa optimal? Jika iya, lanjuut.
©       DATA apa yang harus Anda KUASAI?
Anda harus menguasai data tentang bidang-bidang pengembangan diri apa yang ingin digeluti dan bagaimana cara memenangkannya

Misalnya, dari sekian banyak informasi mengenai bidang-bidang pengembangan diri, Anda memilih untuk menekuni bidang PKM. Maka, selain kuliah sungguh-sungguh, terlibat di kegiatan organisasi kampus atau ektra kampus, bersosialisasi di lingkungan sekitar, dan meningkatkan pemahaman agama agar dapat tertuntun menjadi pribadi yang baik, Anda juga mesti mencari tau semua informasi seputar PKM. Anda harus menguasai apa itu PKM, jenis-jenis PKM, cara mengajukan proposal PKM, hingga data-data pemenang PKM hinga sampai ke tahap Pimnas dari beberapa tahun terakhir. Anda juga mesti mengumpulkan data tentang judul-judul PKM sesuai bidang keilmuan Anda yang telah sukses di Pimnas. Dari data tersebut, ada akan mendapat inspirasi mulai dari mana Anda akan melangkah. Setelah mendapat inspirasi, action! Kerjakan segera tahap demi tahap, agar apa yang Anda inginkan itu dapat terwujud.
Demikian juga halnya bagi yang berminat pada bidang pengembangan diri yang lainnya.

Nah, jika semua proses telah Anda jalani dengan maksimal, insyaallah Anda pun dapat meraih prestasi yang optimal, sehingga dapat terbentuk profil mahasiswa yang :
o   Santun, pribadinya.
o   Cerdas, intelektualnya.
o   Cakap, skillnya.
o   Cakep, performanya.
o   Leader, mentalnya.

Itulah profil mahasiswa idaman. 

Terakhir, sebuah catatan dari saya, di atas semua itu, hal penting yang harus disadari adalah  bahwa hidup ini merupakan serangkaian proses. Maka, jangan fokus pada hasil tanpa memperhitungkan prosesnya, tapi maksimalkanlah proses agar hasil yang indah pantas kita terima sebagai hadiah kemenangan kita.
Agar kuat dalam berproses secara maksimal, mendekatlah pada Tuhan, berkolaborasilah denganNya. Insyaallah, hasil apapun yang kita dapatkan, semua akan baik adanya...Aamiin.

No comments:

Post a Comment